Beranda » Museum Blanco, Menikmati Peninggalan Pelukis Internasional

Museum Blanco, Menikmati Peninggalan Pelukis Internasional

Rate this post

Museum Blanco: Nuansa Renaissance di Bali

Sampai saat ini Pulau Dewata masih menjadi destinasi impian bagi semua orang dari seluruh penjuru nusantara bahkan seluruh penjuru dunia. Biasanya jika liburan ke Bali anda pasti berpikir untuk mengunjungi pantai, danau atau gunung. Kali ini, kita tidak akan menjelajah tempat mainstream tadi, melainkan menjelajah ke sebuah museum.

Nama Mario Blanco tentu sudah tidak asing lagi di telinga pengagum lukisan. berpuluh-puluh tahun yang lalu pelukis Mario Blanco datang dan menetap di Gianyar, Bali. Tempat Mario Blanco dulu tinggal in kini menjadi museum.

Disini anda akan disuguhkan dengan berbagai macam karya seni berupa lukisan-lukisan bergaya Renaissance. Maha karya kelas atas yang pasti akan menghadirkan decak kagum.

Mungkin, bagi sebagian orang masih asing mendengar nama museum ini. Maklum saja, karena pamor dari tempat ini memang masih kalah dengan beberapa objek wisata yang lainnya. Tulisan kali ini akan mengajak anda untuk melihat museum Blanco lebih jauh, berikut rangkumannya!

Mengenal Sosok Mario Blanco

Bernama lengkap Mario Antonio Blanco. Lahir di Manila, Filipina, 15 September 1912. Sejak umur 5 tahun, Blanco sudah menunjukkan kecintaannya terhadap dunia seni bahasa dan juga sastra. Tak jarang anak sekecil itu mencoba berkreatifitas di bidang yang disukainya.

Kecintaannya terhadap dunia seni dan sastra mengantarkannya kedalam sebuah keahlian dalam berbahasa. Tak tanggung-tanggung, Blanco mampu berbicara dalam 5 bahasa sekaligus. Indonesia, Prancis, Spanyol, Tagalog, Dan Bahasa Daerah Bali.

Dalam perjalanannya menjadi seorang pelukis. Blanco melukis bentuk lekuk tubuh perempuan. Sembari melakukan pembelajaran lebih mengenai dunia melukis. Hingga, beliau memutuskan untuk menetap di Bali pada tahun 1952.

Keinginannya memiliki sebuah museum pun hampir terwujud. Raja Ubud pada waktu itu memberikan Blanco sebuah tanah di Campuhan, ubud yang dipergunakan sebagai rumah sekaligus studio untuk melukis.

Museum Blanco
Gerbang depan museum Blanco. Foto dari www.instagram.com/blancomuseum

Pada tahun 1953, Blanco menikah dengan seorang perempuan penari Bali. Hidupnya dijalani dengan melukis dan lukisan tersebut diperuntukkan untuk sebuah museum yang sudah ia persiapkan sejak lama. Sayangnya, sebelum peresmian pembukaan museum, Blanco sudah terlebih dahulu meninggal.

Banyak sekali penghargaan yang di dapat selama hidupnya. Penghargaan tersebut datang dari presiden soekarno, presiden soeharto. Selain itu penghargaan internasional juga didapatnya melalui raja dari negara tetangga kamboja, dari penyanyi Michael Jackson dan raja raja spanyol.

Simak: danau tamblingan, keindahan alam dan spiritual yang harmonis

Pesona yang Tersembunyi

Banyak wisatawan yang mungkin tidak tahu apa yang menjadi daya tarik dari museum ini. Pertama kali menginjakkan kaki disini, wisatawan akan disambut dengan rumah khas Bali yang eksotis. Museum ini memang di desain menyerupai bangunan-bangunan khas Bali.

DI Halaman depannya saja anda sudah bisa mengambil beberapa gambar yang menarik dan eksotis. Selain itu, tempat ini berada di atas bukit campuhan yang memberikan suasana sangat sejuk. Berada di tempat ini akan membebaskan anda dari bising kendaraan dan polusi yang menyesakkan.

Di dalam kawasan museum, anda akan disuguhkan dengan halaman rumput yang sangat luas. Di tempat ini, anda akan mulai terhipnotis. Sepertinya semua yang ada disini hanya bisa diungkapkan dengan satu kata saja, yaitu menakjubkan.

Baca juga: eksotisme danau beratan, karena bali bukan hanya pantai

Museum Blanco
Gapura Museum Blanco. Foto dari www.instagram.com/ubudzen

Dilihat dari bangunannya. tampak perpaduan antara arsitektur bergaya Bali dan Spanyol. Pada bangunan utama, anda akan disuguhkan dengan berbagai macam lukisan Blanco yang memperlihatkan lekukan tubuh wanita. Sementara di ruang luar terdapat kolase lukisan sekitar tahun 60an.

Di area taman para pengunjung akan dihibur dengan hadirnya beberapa kawanan burung. Disinilah, biasanya pengunjung akan memulai perburuan foto. Ada yang foto dengan burung-burung yang menggemaskan. Ada yang hanya foto di area taman. Pokoknya, tempat ini bisa dibilang menjadi titik spot foto.

Tidak hanya lukisan yang normal aja. Wisatawan juga bisa melihat beberapa lukisan porno yang memang menjadi bumbu dari perjalanan menyusuri kawasan ini. Disini pula, sobat balioh bisa membeli sebuah buku biografi tentang Blanco dengan harga yang terjangkau.

Pihak pengelolaan museum sendiri juga menyediakan jasa paket tur yang bisa dijadikan alternatif untuk berkeliling menikmati setiap goresan tinta dari tangan pelukis ternama ini. lukisan-lukisan ini bisa dijadikan sebagai sebuah pose menarik yang bisa di posting di berbagai macam media sosial.

Restoran dan Souvenir

Selain itu, hadirnya tumbuhan tropis membuat suasana kawasan ini menjadi berbeda. Nuansa pedesaan dengan keramahan petugas museum membuat sobat native serasa di rumah sendiri. Selain tempat untuk berwisata, tempat ini juga menyediakan sarana kuil untuk beribadah. Ada juga café dan restoran yang menjajakan makanan khas Bali.

Mario Blanco
Mario Antonio Blanco. Foto dari instagram.com/blancomuseum

Ada pula beberapa camilan khas asia dan eropa yang tidak boleh ketinggalan untuk dinikmati. Seluruh makanan ini akan bersatu dan menggoyang lidah sobat native hingga sobat native merasa kenyang. Bagi yang hobi makan, cita rasa makanan ini bisa mengalihkan duniamu.

Tidak lupa pula dengan toko souvenir yang menarik hati. Souvenir ini imut dan lucu. Pas dijadikan sebagai oleh-oleh bagi rekan, atau keluarga dirumah. Dengan harga yang sangat bersahabat bagi wisatawan yang menginginkannya.

Yuk berkunjung ke Tanah Lot Bali

Rute Menuju Lokasi

Alamat lokasi kawasan ini berada di Jalan raya penestanan No. 8, Desa Campuhan, Sayan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Jarak dari Bandar Udara Ngurah Rai Bali Jaraknya 38 km. atau membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 22 menit.

Sobat Native bisa menggunakan rute, dari Jl. By Pass Ngurah Rai – Jalan Raya Batubulan-Jl. Raya Singapadu-Jl. Raya Kengetan, Jl. Campuhan III di Singakerta. Kemudian ambil jalan menuju museum di Jalan Raya Penestanan di Sayan kemudian anda akan sampai di lokasi. Perjalanan ke lokasi ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari pusat kota Denpasar.

Harga Tiket

Untuk masuk ke dalam museum anda akan dikenakan dikenakan tiket seharga 30 ribu rupiah. Ditambah dengan biaya parkir sebesar 15 ribu rupiah untuk mobil dan bagi para pengguna kendaraan bermotor akan dikenakan biaya sebesar 10 ribu rupiah.

Jam operasional kawasan ini akan buka pada pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Waktu yang singkat bagi sobat balioh untuk menikmati segala keindahan kawasan ini. tetapi, dari waktu yang singkat inilah sebuah kesan akan tercipta dan kenangan akan terpendam dalam.

Penginapan

Nah, bagi sobat balioh yang mencari penginapan, disini ada banyak sekali penginapan berupa hotel dan juga homestay. Anda bisa memilih sendiri fasilitas mana yang mungkin cocok dengan harga yang diinginkan.

Museum Blanco Renaissance adalah kawasan yang menarik untuk dikunjungi. Banyak sekali spot menarik yang bisa dijadikan sebagai spot foto. Suasana dan nuansanya yang begitu teduh nan sejuk, semakin memberikan rasa nyaman yang luar biasa.

Ayo datang dan kunjungi, Rasakan sendiri sensasi menarik di museum blanco ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *